Anggota Komisi IX DPR Rieke Diah Pitaloka mempertanyakan keefektifan dua paket kebijakan ekonomi yang sudah digelindingkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rieke menilainya, tidak ada satupun paket ekonomi yang sudah digelindingkan itu menyentuh masalah ketenagakerjaan dengan cara utuh serta komprehensif. Bahkan juga, dia tidak lihat keterikatan pada kebijakan ekonomi, perindustrian serta perdagangan dengan ketenagakerjaan.
" Seakan seluruhnya investasi dalam industri serta perdagangan tidak ada korelasi dengan tenaga kerja, " kata Rieke dalam info tercatat yang di terima Sindonews, Kamis (1/10/2015). (Baca : Ini Isi Paket Kebijakan Ekonomi September II Jokowi).
Lalu, politikus PDIP itu bertanya-tanya paket ekonomi yang digulirkan Presiden Jokowi untuk siapa? Untuk tingkatkan kehidupan ekonomi rakyat atau sekadar mengundang investasi serta menghasilkan keuntungan ekonomi untuk segelintir orang.
Selanjutnya, Rieke menilainya bahwa paket ekonomi yang dikeluarkan tidak ada hubungan dengan Tri Layak seperti yang dijanjikan Jokowi waktu Pilpres. Tri Layak yaitu, kerja layak, upah layak serta hidup layak untuk rakyat pekerja.
" Tidak ada industri yang kuat tanpa ada pekerja yang kuat. Tidak ada pekerja yang kuat tanpa ada industri yang kuat, " katanya.
Berdasar pada data yang dikumpulkan Rieke, beberapa industri sudah lakukan efisiensi, termasuk juga pengurangan jam kerja sampai PHK karyawan. Ada empat bidang yang paling banyak lakukan pemutusan kerja periode Januari sampai September 2015, yaitu garmen sekitar 36. 000 orang, sepatu sekitar 10. 000 orang, elektronik 15. 000 orang serta batubara 10. 000 orang.
Sementara, data yang ditulis Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) tunjukkan total PHK Nasional sejumlah 79. 425 orang.
Rieke menyatakan, bangsa ini memerlukan kebijakan ekonomi yang membuat perlindungan serta menguatkan industri nasional, membuat lapangan kerja, dan membuat perlindungan serta menguatkan pekerja Indonesia.
" Apakah paket ekonomi yang di luncurkan telah buat penguatan industri nasional? Jangan sampai paket ekonomi malah ciptakan deindustrialisasi nasional yang lahirkan paket PHK, " tegas dia.
Rieke menilainya, tidak ada satupun paket ekonomi yang sudah digelindingkan itu menyentuh masalah ketenagakerjaan dengan cara utuh serta komprehensif. Bahkan juga, dia tidak lihat keterikatan pada kebijakan ekonomi, perindustrian serta perdagangan dengan ketenagakerjaan.
" Seakan seluruhnya investasi dalam industri serta perdagangan tidak ada korelasi dengan tenaga kerja, " kata Rieke dalam info tercatat yang di terima Sindonews, Kamis (1/10/2015). (Baca : Ini Isi Paket Kebijakan Ekonomi September II Jokowi).
Lalu, politikus PDIP itu bertanya-tanya paket ekonomi yang digulirkan Presiden Jokowi untuk siapa? Untuk tingkatkan kehidupan ekonomi rakyat atau sekadar mengundang investasi serta menghasilkan keuntungan ekonomi untuk segelintir orang.
Selanjutnya, Rieke menilainya bahwa paket ekonomi yang dikeluarkan tidak ada hubungan dengan Tri Layak seperti yang dijanjikan Jokowi waktu Pilpres. Tri Layak yaitu, kerja layak, upah layak serta hidup layak untuk rakyat pekerja.
" Tidak ada industri yang kuat tanpa ada pekerja yang kuat. Tidak ada pekerja yang kuat tanpa ada industri yang kuat, " katanya.
Berdasar pada data yang dikumpulkan Rieke, beberapa industri sudah lakukan efisiensi, termasuk juga pengurangan jam kerja sampai PHK karyawan. Ada empat bidang yang paling banyak lakukan pemutusan kerja periode Januari sampai September 2015, yaitu garmen sekitar 36. 000 orang, sepatu sekitar 10. 000 orang, elektronik 15. 000 orang serta batubara 10. 000 orang.
Sementara, data yang ditulis Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) tunjukkan total PHK Nasional sejumlah 79. 425 orang.
Rieke menyatakan, bangsa ini memerlukan kebijakan ekonomi yang membuat perlindungan serta menguatkan industri nasional, membuat lapangan kerja, dan membuat perlindungan serta menguatkan pekerja Indonesia.
" Apakah paket ekonomi yang di luncurkan telah buat penguatan industri nasional? Jangan sampai paket ekonomi malah ciptakan deindustrialisasi nasional yang lahirkan paket PHK, " tegas dia.
0 comments:
Post a Comment