Fakta Mengejutkan Tentang Sabun Antibakteri


Sabun pencuci tangan yang memiliki kandungan bahan kimia tertentu yang digembar-gemborkan dapat membunuh kuman berbahaya nyatanya manfaatnya tidak tambah baik dari sabun biasa. Penelitian menyimpulkan bahwa sabun antibakteri baru efektif membunuh kuman melampaui sabun umum sesudah dipakai selama 9 jam.

Bahan kimia antibakteri seperti triclosan telah lama jadi bahan dasar umum yang dipakai pada sabun antibakteri serta sudah dipakai oleh jutaan orang dengan jumlah keseluruhan penjualan meraih 1, 4 miliar dollar AS setiap tahunnya cuma di Amerika Serikat.

Tetapi, studi terbaru yang menghubungkan resistensi antibiotik dengan permasalahan hormon malah menyebabkan dikerjakannya evaluasi atau kajian lagi dari otoritas Keselamatan Makanan serta Obat AS (FDA), namun belum diterbitkan ketentuan pembatasan resmi.

Suatu studi terbaru yang diterbitkan dalam Jurnal Kemoterapi Antimikrobial melaporkan bahwa rutinitas membersihkan tangan dengan sabun antibakteri nyatanya tidak memberi ketidaksamaan yang penting dalam memberi perlindungan dari kuman seperti membersihkan tangan dengan sabun biasa.

Bahkan juga, penelitian menunjukkan, zat kimia pembunuh bakteri seperti triclosan cuma bakal efektif setelah dipakai sepanjang 9 jam.

" Tetapi, bila kurang dari 6 jam saja, jadi tidak memberi perbedaan nyata diantara kedua sabun itu, " catat para peneliti dari hasil percobaan mereka.

Untuk mempelajari kekuatan zat triclosan dalam membunuh kuman, tim peneliti meletakkan 20 strain bakteri berbahaya, termasuk juga salah satunya Escherichia coli, Listeria monocytogenes, serta Salmonella enteritidis, di cawan petri yang lalu diberikan sabun antibakteri serta sabun biasa.

Sampel dari percobaan ini lalu dipanaskan ke suhu 22 atau 40 derajat celsius untuk menyimulasikan paparan dari udara panas atau air hangat selama 20 detik—durasi yang disarankan WHO dalam membersihkan tangan.

Tim peneliti ini lalu menyebarkan bakteri itu pada tangan 16 orang dewasa—yang telah dilarang memakai sabun pencuci tangan antibakteri selama sekurang-kurangnya 1 minggu.

Mereka lalu disuruh untuk mencuci tangan mereka selama 30 detik dengan memakai sabun antibakteri atau sabun biasa dengan air bersuhu 4 derajat celcius.

Untuk keseluruhan tes ini, peneliti memakai sabun antibakteri yang memiliki kandungan 0, 3 % triclosan—batas maksimum kandungan triclosan yang dibolehkan di Uni Eropa, Kanada, Australia, China, serta Jepang, kata peneliti utama Min Suk Rhee dari Universitas Korea di Seoul.

Peneliti merasakan tidak ada perbedaan penting pada sabun antibakteri serta sabun biasa. Mereka lalu mengambil keputusan untuk lihat apakah merendam tangan dalam sabun antibakteri bakal tunjukkan hasil berbeda.

Sesudah dikerjakan perendaman, nyatanya di ketahui bahwa sabun yang memiliki kandungan triclosan baru bekerja lebih efektif sesudah 9 jam dipakai. Beberapa peneliti menilainya ini adalah jangka waktu yang sangatlah lama bagi orang untuk membersihkan tangan.

Oleh karenanya, dengan temuan ini, beberapa peneliti menekan supaya konsumen diberikan kesadaran bahwa sabun antibakteri tidak menanggung perlindungan kuman.

" Aksi pemasaran yang menggembar-gemborkan efektivitas triclosan mesti dilarang lantaran bisa membingungkan konsumen, " kata Dr Min.

Beberapa produsen pembuat sabun bahkan juga sudah berhenti memakai triclosan. Menurut Min, saat ini cuma tersisa 13 dari 53 sabun antibakteri yang di teliti pada tahun 2014 yang masih tetap memiliki kandungan bahan kimia.

Menurut data tahun 2009 dari Skema Pemberitahuan serta Penilaian Industri Kimia Nasional, triclosan di Australia biasanya dipakai pada produk perawatan tubuh, kosmetik, produk obat, serta bahan pembersih.

Bahan kimia yang tidak di produksi di Australia ini mempunyai toksisitas oral serta dermal akut rendah pada hewan, namun bukti tunjukkan toksisitas yang lebih tinggi saat dihirup.

" Resiko umum dari keracunan triclosan akibat menghirupnya antara lain kulit, mata, atau iritasi pernapasan ringan lantaran kandungan konsentrasi triclosan pada produk kosmetik serta perawatan pribadi sangatlah kecil, begitupun pada industri tekstil serta produk plastik, " laporan tentang triclosan itu menyebutkan.

" Bila tidak dipakai terlalu berlebih, resiko orang dewasa serta anak-anak keracunan triclosan yang bisa menyebabkan efek kesehatan kronis sangatlah rendah. "
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment