Presiden Joko Widodo yang pada awal mulanya menyampaikan bahwa proyek kereta cepat dibatalkan. Karena dana yang diperlukan untuk pembangunannya mencapai Rp 70 triliun hingga Rp 80 triliun.
Pemerintah tidak mampu bila pendanaan menggunakan APBN. Namun bila ada investor yang mau membiayai proyek kereta cepat itu, Jokowi bakal senang hati mempersilakan.
Beberapa waktu terakhir Menteri BUMN Rini Soemarno serta rombongan berkunjung ke Beijing, China. Mereka menjajal kereta super cepat Beijing- Tianjin. Kereta itu memerlukan waktu 30 menit untuk menempuh 150 KM.
Atas negosiasi yang baik, Rini dengan Pihak China pada akhirnya setuju untuk kerjakan proyek kereta cepat tanpa ada memakai dana APBN. Berikut adalah perjanjian pada Menteri Rini dengan pihak China.
1. China mampu penuhi kriteria yang diputuskan Indonesia yakni pembangunan kereta cepat dikerjakan muri bisnis to bisnis.
Tanpa ada jaminan atau pendampingan pemerintah serta tidak memakai APBN.
Kerja sama yang bakal dikerjakan yakni pengembangan produksi serta gerbong kereta api bertujuan ekspor. Bahkan juga China sepakat bakal bangun stasiun serta alih teknologinya.
2. China bersedia memberi pelatihan pada Indonesia.
Termasuk juga Indonesia bisa mengirimkan delegasi untuk belajar di China. Atau China kirim tenaga ahli ke Indonesia.
Tidak cuma itu China juga juga setuju untuk mengerjakan produksi gerbong kereta api serta kereta api listrik yang sekarang ini tengah di bangun. Gerbong yang di produksi bisa diekspor ke Negara lain. Hingga bisa menaikkan pemasukan Negara serta buka lapangan kerja baru.
3. China bakal membangun pabrik aluminium di Indonesia.
Karena bahan baku alumni yaitu bauksit. Sehingga mesti ada sistem pengolahan jadi produk siap gunakan yakni aluminium, lalu diekspor.
Menurut Menteri Rini, bila industry aluminium di bangun jadi bisa membuahkan bahan untuk gerbong kereta api serta pesawat terbang. Tentu hal semacam ini bakal memberi nilai lebih untuk Negara.
4. China berjanji proyek kereta cepat yang sudah disepakatinya bakal menyerap lebih kurang 40. 000 tenaga kerja.
Pemerintah tidak mampu bila pendanaan menggunakan APBN. Namun bila ada investor yang mau membiayai proyek kereta cepat itu, Jokowi bakal senang hati mempersilakan.
Beberapa waktu terakhir Menteri BUMN Rini Soemarno serta rombongan berkunjung ke Beijing, China. Mereka menjajal kereta super cepat Beijing- Tianjin. Kereta itu memerlukan waktu 30 menit untuk menempuh 150 KM.
Atas negosiasi yang baik, Rini dengan Pihak China pada akhirnya setuju untuk kerjakan proyek kereta cepat tanpa ada memakai dana APBN. Berikut adalah perjanjian pada Menteri Rini dengan pihak China.
1. China mampu penuhi kriteria yang diputuskan Indonesia yakni pembangunan kereta cepat dikerjakan muri bisnis to bisnis.
Tanpa ada jaminan atau pendampingan pemerintah serta tidak memakai APBN.
Kerja sama yang bakal dikerjakan yakni pengembangan produksi serta gerbong kereta api bertujuan ekspor. Bahkan juga China sepakat bakal bangun stasiun serta alih teknologinya.
2. China bersedia memberi pelatihan pada Indonesia.
Termasuk juga Indonesia bisa mengirimkan delegasi untuk belajar di China. Atau China kirim tenaga ahli ke Indonesia.
Tidak cuma itu China juga juga setuju untuk mengerjakan produksi gerbong kereta api serta kereta api listrik yang sekarang ini tengah di bangun. Gerbong yang di produksi bisa diekspor ke Negara lain. Hingga bisa menaikkan pemasukan Negara serta buka lapangan kerja baru.
3. China bakal membangun pabrik aluminium di Indonesia.
Karena bahan baku alumni yaitu bauksit. Sehingga mesti ada sistem pengolahan jadi produk siap gunakan yakni aluminium, lalu diekspor.
Menurut Menteri Rini, bila industry aluminium di bangun jadi bisa membuahkan bahan untuk gerbong kereta api serta pesawat terbang. Tentu hal semacam ini bakal memberi nilai lebih untuk Negara.
4. China berjanji proyek kereta cepat yang sudah disepakatinya bakal menyerap lebih kurang 40. 000 tenaga kerja.
0 comments:
Post a Comment