Mantan penjaga supermarket dari Inggris yang bergabung bersama ISIS mengeluhkan kehidupan sosialnya yang 'mapan' terusik disebabkan tingkah laku beberapa anggota yang lain.
Omar Hussain menuliskan seluruhnya keluhan dalam blog pribadinya. Ada 10 ciri dari rutinitas anggota ISIS dari Suriah serta Arab yang membuatnya mengelus dada sepanjang ia bergabung dengan ISIS.
Ini bukan kali pertama pemuda 27 tahun menyesali hidupnya sepanjang ia bergabung dengan kelompok militan itu.
Awal tahun lalu, ia meratapi nasibnya yang perlu mengupas kentang tanpa ada alat pengupas. Ia juga bingung bagaimana membersihkan pakaian serta mengeluh jodohnya tidak kunjung datang.
Dalam tulisan terbarunya dengan nama samaran Abu Saeed al Britani, ia memperingatkan para fanatik dari Barat untuk berpikir kembali untuk pergi ke Suriah.
" Kalian bakal menghadapi bentrok budaya yang sangatlah tajam, " catat Hussain seperti diambil dari Telegraph pada 15 September 2015 lalu.
" Orang Arab mempunyai kebudayaan yang unik tetapi kontras dengan pola hidup Barat, " share Hussain dalam blognya.
" Bila salah satu tidak mengerti perbedaan-perbedaan budaya jadi dapat merasa aneh, menyebalkan serta, di lain waktu, stres lantaran mesti berhubungan serta bergaul dengan mereka, " tambah bekas penjaga supermarket Morrison itu. Dia juga menuliskan rangkaian rutinitas buruk serta kebiasaan yang mengganggu.
Hussain juga mengkritik ketiadaan tradisi antre di kelompok mereka. Kata dia, " Permasalahan lain yang 'besar' dari orang-orang Arab yaitu bahwa tidak ada budaya antrean di kantor mereka. "
" Anda dapat menanti dalam antrean selama setengah jam serta kemudian lain Arab akan tiba serta masuk di tengah-tengah antrean. "
Husein juga mengkritik kemalasan mereka. " Bila saya minta mengerjakan surat menyurat, serta bertanya kapan selesai, senantiasa dijawab 'Insya Allah, atau atas izin Tuhan, ' " katanya.
Tentang etiket makan, tuturnya, " Saudara Arab kami, atau Suriah untuk lebih tepatnya, tak mempunyai sopan santun. "
Dia mengatakan saat ia menghidangkan makanan ia menolak untuk memberi sampai " mereka duduk seluruhnya di kursi masing-masing. Sayangnya saya mesti memperlakukan mereka seperti siswa sekolah dasar ".
" Perbedaan pada Arab serta non-Arab dalam tingkah laku seperti perbedaan pada langit serta bumi. "
Daftar yang lain yaitu rutinitas mereka yang ia catat 'kompetisi menatap. '
" Orang Suriah suka memandang orang asing, mungkin saja lantaran tidak ada turis yang pernah berkunjung ke Suriah. "
Dia menyampaikan selama ditatap oleh anak-anak " tak ada permasalahan " namun " bisa sangatlah tidak nyaman saat seseorang pria dewasa berdiri sebagian meter dari Anda menatap Anda ".
Kurangnya privasi juga bikin jengkel Hussain yang dahulu tinggal dengan ibunya saat sebelum pergi ke Suriah tahun lalu.
Dia menyampaikan rekanan Arabnya hoby menggeledah barang-barangnya tanpa ada izin serta " mereka tidak lihat bahwa itu yaitu permasalahan bila mengisi hp mereka sendiri dengan charger Anda sendiri " tanpa ada persetujuan.
Hussain tidak sendirian. Anggota ISIS dari Inggris yang lain, Imran Khawaja, yang dipenjara awal th. ini, juga mengeluh perihal teman-teman saat ia di Suriah. Ia memprotes lantaran tidak dapat memperoleh pelembab atau kertas toilet yang lembut.
" Saya bakal sangatlah merekomendasikan saudara Barat tidak untuk usah berhimpun dengan batalyon non-Arab bila tanda-tanda itu dapat mengganggu kehidupanmu. "
" Tetapi butuh kutekankan, tidak kebanyakan orang Arab seperti ini. Dari pengalamanku, orang Saudi serta orang Mesir tidak seperti tanda-tanda yang kutuliskan. Mereka juga paling ramah diantara orang Arab lain, " tulis Hussain tulis pada akhir blognya.
Hussain meninggalkan Inggris ke Suriah pada Januari 2014. Awalannya ia bergabung dengan Jabhat al-Nusra yang berafiliasi dengan al-Qaidah. Ia lantas membelot ke ISIS.
Omar Hussain menuliskan seluruhnya keluhan dalam blog pribadinya. Ada 10 ciri dari rutinitas anggota ISIS dari Suriah serta Arab yang membuatnya mengelus dada sepanjang ia bergabung dengan ISIS.
Ini bukan kali pertama pemuda 27 tahun menyesali hidupnya sepanjang ia bergabung dengan kelompok militan itu.
Awal tahun lalu, ia meratapi nasibnya yang perlu mengupas kentang tanpa ada alat pengupas. Ia juga bingung bagaimana membersihkan pakaian serta mengeluh jodohnya tidak kunjung datang.
Dalam tulisan terbarunya dengan nama samaran Abu Saeed al Britani, ia memperingatkan para fanatik dari Barat untuk berpikir kembali untuk pergi ke Suriah.
" Kalian bakal menghadapi bentrok budaya yang sangatlah tajam, " catat Hussain seperti diambil dari Telegraph pada 15 September 2015 lalu.
" Orang Arab mempunyai kebudayaan yang unik tetapi kontras dengan pola hidup Barat, " share Hussain dalam blognya.
" Bila salah satu tidak mengerti perbedaan-perbedaan budaya jadi dapat merasa aneh, menyebalkan serta, di lain waktu, stres lantaran mesti berhubungan serta bergaul dengan mereka, " tambah bekas penjaga supermarket Morrison itu. Dia juga menuliskan rangkaian rutinitas buruk serta kebiasaan yang mengganggu.
Hussain juga mengkritik ketiadaan tradisi antre di kelompok mereka. Kata dia, " Permasalahan lain yang 'besar' dari orang-orang Arab yaitu bahwa tidak ada budaya antrean di kantor mereka. "
" Anda dapat menanti dalam antrean selama setengah jam serta kemudian lain Arab akan tiba serta masuk di tengah-tengah antrean. "
Husein juga mengkritik kemalasan mereka. " Bila saya minta mengerjakan surat menyurat, serta bertanya kapan selesai, senantiasa dijawab 'Insya Allah, atau atas izin Tuhan, ' " katanya.
Tentang etiket makan, tuturnya, " Saudara Arab kami, atau Suriah untuk lebih tepatnya, tak mempunyai sopan santun. "
Dia mengatakan saat ia menghidangkan makanan ia menolak untuk memberi sampai " mereka duduk seluruhnya di kursi masing-masing. Sayangnya saya mesti memperlakukan mereka seperti siswa sekolah dasar ".
" Perbedaan pada Arab serta non-Arab dalam tingkah laku seperti perbedaan pada langit serta bumi. "
Daftar yang lain yaitu rutinitas mereka yang ia catat 'kompetisi menatap. '
" Orang Suriah suka memandang orang asing, mungkin saja lantaran tidak ada turis yang pernah berkunjung ke Suriah. "
Dia menyampaikan selama ditatap oleh anak-anak " tak ada permasalahan " namun " bisa sangatlah tidak nyaman saat seseorang pria dewasa berdiri sebagian meter dari Anda menatap Anda ".
Kurangnya privasi juga bikin jengkel Hussain yang dahulu tinggal dengan ibunya saat sebelum pergi ke Suriah tahun lalu.
Dia menyampaikan rekanan Arabnya hoby menggeledah barang-barangnya tanpa ada izin serta " mereka tidak lihat bahwa itu yaitu permasalahan bila mengisi hp mereka sendiri dengan charger Anda sendiri " tanpa ada persetujuan.
Hussain tidak sendirian. Anggota ISIS dari Inggris yang lain, Imran Khawaja, yang dipenjara awal th. ini, juga mengeluh perihal teman-teman saat ia di Suriah. Ia memprotes lantaran tidak dapat memperoleh pelembab atau kertas toilet yang lembut.
" Saya bakal sangatlah merekomendasikan saudara Barat tidak untuk usah berhimpun dengan batalyon non-Arab bila tanda-tanda itu dapat mengganggu kehidupanmu. "
" Tetapi butuh kutekankan, tidak kebanyakan orang Arab seperti ini. Dari pengalamanku, orang Saudi serta orang Mesir tidak seperti tanda-tanda yang kutuliskan. Mereka juga paling ramah diantara orang Arab lain, " tulis Hussain tulis pada akhir blognya.
Hussain meninggalkan Inggris ke Suriah pada Januari 2014. Awalannya ia bergabung dengan Jabhat al-Nusra yang berafiliasi dengan al-Qaidah. Ia lantas membelot ke ISIS.
0 comments:
Post a Comment