Seorang peziarah yang disangka tengah lakukan ritual Kejawen malam Jumat Kliwon di Kompleks Cepuri, Pantai Parangkusumo diketemukan tewas.
Korban yang di ketahui bernama Pujianto (51) bin Poniman itu jatuh tersungkur di dekat warung angkringan, Lapangan Parangkusuma, Jumat (18/9/2015) dini hari.
Menurut pedagang Angkringan, Komariyah (43), malam itu korban datang ke angkringan tempatnya berjualan.
Saat datang, korban tidak makan serta minum, tetapi malah meminjam pisau serta mengatakan mau memotong jarinya sendiri.
Karena takut, Komariyah lalu mendatangi rekannya sesama pedagang angkringan Sutarno (25) yang tidak jauh dari tempatnya berjualan. " Saya panggil dia (Sutarno) wong takut, orang ini aneh, " ceritanya, Jumat (18/9).
Saat keduanya jalan menuju ke warung angkringan punya Komariyah, mendadak mereka lihat korban jatuh tersungkur.
Sutarno segera mendekati korban serta berupaya menyelamatkannya. Oleh Sutarno, korban lalu didudukkan namun jatuh lagi. Keduanya berupaya menggoyang-goyang badan korban, namun saat di teliti nyatanya korban telah tidak bernyawa.
Keduanya cemas serta memanggil rekan-rekannya yang lain. Lantaran cemas, peristiwa meninggalnya peziarah di Kompleks Petilasan Cepuri itu segera dilaporkan ke Polsek Kretek.
Petugas Polsek Kretek segera berdatangan serta mengamankan tempat meninggalnya korban. Kemudian, petugas Tim Identifikasi Polres Bantul lakukan pemeriksaan.
Kapolsek Kretek, Kompol Supardi menyampaikan, sehabis diperiksa oleh tim identifikasi, tidak diketemukan bekas penganiayaan.
Korban tewas disangka lantaran penyakitnya kambuh. Apalagi setelah pihak keluarga dihubungi membetulkan bila korban memanglah mempunyai riwayat menderita penyakit stroke.
Diduga korban meninggal lantaran penyakitnya strokenya kambuh waktu menjalankan ritual malam Jumat Kliwon ini.
" Karena tidak ada sisa luka penganiayaan, jenazah segera kami serahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan, " ujarnya.
Korban yang di ketahui bernama Pujianto (51) bin Poniman itu jatuh tersungkur di dekat warung angkringan, Lapangan Parangkusuma, Jumat (18/9/2015) dini hari.
Menurut pedagang Angkringan, Komariyah (43), malam itu korban datang ke angkringan tempatnya berjualan.
Saat datang, korban tidak makan serta minum, tetapi malah meminjam pisau serta mengatakan mau memotong jarinya sendiri.
Karena takut, Komariyah lalu mendatangi rekannya sesama pedagang angkringan Sutarno (25) yang tidak jauh dari tempatnya berjualan. " Saya panggil dia (Sutarno) wong takut, orang ini aneh, " ceritanya, Jumat (18/9).
Saat keduanya jalan menuju ke warung angkringan punya Komariyah, mendadak mereka lihat korban jatuh tersungkur.
Sutarno segera mendekati korban serta berupaya menyelamatkannya. Oleh Sutarno, korban lalu didudukkan namun jatuh lagi. Keduanya berupaya menggoyang-goyang badan korban, namun saat di teliti nyatanya korban telah tidak bernyawa.
Keduanya cemas serta memanggil rekan-rekannya yang lain. Lantaran cemas, peristiwa meninggalnya peziarah di Kompleks Petilasan Cepuri itu segera dilaporkan ke Polsek Kretek.
Petugas Polsek Kretek segera berdatangan serta mengamankan tempat meninggalnya korban. Kemudian, petugas Tim Identifikasi Polres Bantul lakukan pemeriksaan.
Kapolsek Kretek, Kompol Supardi menyampaikan, sehabis diperiksa oleh tim identifikasi, tidak diketemukan bekas penganiayaan.
Korban tewas disangka lantaran penyakitnya kambuh. Apalagi setelah pihak keluarga dihubungi membetulkan bila korban memanglah mempunyai riwayat menderita penyakit stroke.
Diduga korban meninggal lantaran penyakitnya strokenya kambuh waktu menjalankan ritual malam Jumat Kliwon ini.
" Karena tidak ada sisa luka penganiayaan, jenazah segera kami serahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan, " ujarnya.
0 comments:
Post a Comment