Makanan hasil rekayasa genetika, seperti steik, sayuran kaleng, gula, produk susu, serta saat ini buah jeruk, disebut-sebut dapat mengakibatkan kanker. Seluruhnya makanan seakan-akan butuh dijauhi lantaran bisa menyebabkan kanker.
Tetapi, bila hindari banyak makanan yang berkenaan dengan kanker, mungkin saja kita cuma bakal minum air serta makan seledri.
Literatur ilmiah serta media telah terus-terusan menunjukkan laporan tentang beberapa zat karsinogen yang ada di sekitar kita. Sesungguhnya, hal semacam ini lumrah mengingat hingga sekarang ini beberapa ilmuwan belum temukan jawaban kenapa seorang dapat terserang kanker.
" Walaupun pola hidup juga berkenaan dengan kanker, umpamanya merokok, banyak zat pemicu kanker yang lain yang belum di ketahui, " kata dr Schoenfeld, profesor dari Harvard Medical School.
Sayangnya, umumnya orang lebih yakin pada berita atau lebih parah lagi info yang beredar di internet yang tidak jelas sumbernya tentang pemicu kanker. Mereka lebih sukai memercayai info itu ketimbang memerhatikan aspek yang dengan cara penting memanglah dapat turunkan faktor resiko kanker, yaitu dengan turunkan berat tubuh pada orang yang kegemukan, berhenti merokok, dan sebagainya.
Untuk kurangi kebingungan masyarakat, dr Schoenfeld serta John Ionanidis, ahli di bagian penelitian medis, lakukan kajian ilmiah dibalik klaim karsinogen untuk tahu apakah memang yang kita makan terkait dengan kanker.
Mereka secara acak pilih 50 makanan atau minuman, dari mulai wine, gula, daging, sampai tomat, lantas menghimpun beragam hasil riset yang menguji kaitan makanan itu dengan kanker. Nyaris 80 % dari makanan itu terkait dengan kanker dalam beragam cara.
Walau demikian, saat didalami lagi, banyak hasil riset itu yang dipertanyakan. Salah satu permasalahan paling utama dari studi-studi itu yaitu inkonsistensi. Umpamanya, beberapa hasil studi tunjukkan bahwa kopi bisa tingkatkan resiko kanker, namun terdapat banyak hasil studi lain yang tunjukkan kopi dapat kurangi resiko kanker.
Hal yang sama saja diketemukan pada wine, telur, jagung, susu, serta keju. Semakin banyak data yang dihimpun tentang satu makanan, semakin tampak bahwa hal semacam itu tidak ada efeknya pada resiko kanker.
Tetapi, terdapat banyak type makanan yang mempunyai hasil konsisten, umpamanya bacon, daging, gula, serta garam. Tetapi, dalam masalah ini, riset cenderung lihat pada orang yang mengonsumsi makanan maupun minuman itu dalam jumlah besar. Peningkatan resikonya juga sangatlah kecil, kurang dari satu persen.
Bandingkan aksi itu dengan merokok, yang tingkatkan resiko kanker paru hingga 1. 500 %, atau kegemukan yang dapat tingkatkan resiko kematian disebabkan kanker hingga 52 %.
Dengan kata lain, janganlah terlampau takut terlalu berlebih untuk konsumsi makanan yang disebut-sebut menyebabkan kanker.
" Bila mau kurangi resiko terserang kanker, Anda mungkin membatasi konsumsi makanan yang dengan cara konsisten terkait dengan kanker. Tetapi, tambah baik yakinkan bahwa Anda lakukan usaha yang semakin besar pada suatu hal yang dampaknya lebih nyata, yaitu janganlah merokok, janganlah minum alkohol terlalu berlebih, serta jagalah berat badan untuk terus ideal, " kata Schoenfeld.
Tetapi, bila hindari banyak makanan yang berkenaan dengan kanker, mungkin saja kita cuma bakal minum air serta makan seledri.
Literatur ilmiah serta media telah terus-terusan menunjukkan laporan tentang beberapa zat karsinogen yang ada di sekitar kita. Sesungguhnya, hal semacam ini lumrah mengingat hingga sekarang ini beberapa ilmuwan belum temukan jawaban kenapa seorang dapat terserang kanker.
" Walaupun pola hidup juga berkenaan dengan kanker, umpamanya merokok, banyak zat pemicu kanker yang lain yang belum di ketahui, " kata dr Schoenfeld, profesor dari Harvard Medical School.
Sayangnya, umumnya orang lebih yakin pada berita atau lebih parah lagi info yang beredar di internet yang tidak jelas sumbernya tentang pemicu kanker. Mereka lebih sukai memercayai info itu ketimbang memerhatikan aspek yang dengan cara penting memanglah dapat turunkan faktor resiko kanker, yaitu dengan turunkan berat tubuh pada orang yang kegemukan, berhenti merokok, dan sebagainya.
Untuk kurangi kebingungan masyarakat, dr Schoenfeld serta John Ionanidis, ahli di bagian penelitian medis, lakukan kajian ilmiah dibalik klaim karsinogen untuk tahu apakah memang yang kita makan terkait dengan kanker.
Mereka secara acak pilih 50 makanan atau minuman, dari mulai wine, gula, daging, sampai tomat, lantas menghimpun beragam hasil riset yang menguji kaitan makanan itu dengan kanker. Nyaris 80 % dari makanan itu terkait dengan kanker dalam beragam cara.
Walau demikian, saat didalami lagi, banyak hasil riset itu yang dipertanyakan. Salah satu permasalahan paling utama dari studi-studi itu yaitu inkonsistensi. Umpamanya, beberapa hasil studi tunjukkan bahwa kopi bisa tingkatkan resiko kanker, namun terdapat banyak hasil studi lain yang tunjukkan kopi dapat kurangi resiko kanker.
Hal yang sama saja diketemukan pada wine, telur, jagung, susu, serta keju. Semakin banyak data yang dihimpun tentang satu makanan, semakin tampak bahwa hal semacam itu tidak ada efeknya pada resiko kanker.
Tetapi, terdapat banyak type makanan yang mempunyai hasil konsisten, umpamanya bacon, daging, gula, serta garam. Tetapi, dalam masalah ini, riset cenderung lihat pada orang yang mengonsumsi makanan maupun minuman itu dalam jumlah besar. Peningkatan resikonya juga sangatlah kecil, kurang dari satu persen.
Bandingkan aksi itu dengan merokok, yang tingkatkan resiko kanker paru hingga 1. 500 %, atau kegemukan yang dapat tingkatkan resiko kematian disebabkan kanker hingga 52 %.
Dengan kata lain, janganlah terlampau takut terlalu berlebih untuk konsumsi makanan yang disebut-sebut menyebabkan kanker.
" Bila mau kurangi resiko terserang kanker, Anda mungkin membatasi konsumsi makanan yang dengan cara konsisten terkait dengan kanker. Tetapi, tambah baik yakinkan bahwa Anda lakukan usaha yang semakin besar pada suatu hal yang dampaknya lebih nyata, yaitu janganlah merokok, janganlah minum alkohol terlalu berlebih, serta jagalah berat badan untuk terus ideal, " kata Schoenfeld.
0 comments:
Post a Comment