Pemerintah ataupun masyarakat Indonesia selalu bergerak aktif untuk menolong lokasi yang tengah dilanda perseteruan. Kesempatan ini, Komunitas Akhwat Bergerak berbarengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) resmikan Shams Al Amal, A School for Disabled Children di Gaza, Palestina.
Peresmian dilakukan pada Minggu (20/9) kemarin. Penggagas komunitas Akhwat Bergerak, Peggy Melati Sukma lakukan komunikasi lewat Skype dengan mitra lokal di Gaza serta Menteri Pekerjaan Umum serta Perumahan Palestina.
Peggy menyampaikan, tim pembangunan sekolah khusus untuk anak-anak difabel di Kota Gaza itu memerlukan perjuangan yang luar biasa. Mengingat keadaan Gaza sekarang ini yang masih tetap ada dalam penderitaan berkepanjangan. Walau demikian, ia mengapresiasi kemampuan mitra lokalnya itu.
" Kami meyakini bahwa mitra lokal yang kami tentukan yaitu mitra paling baik serta tepercaya serta bisa dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya, " tutur Peggy seperti dalam rilis yang di terima detikcom, Senin (21/9/2015).
Sarana sekolah yang di bangun dengan dana USD 98. 000 itu cukup spesial. Dimana sekolah untuk anak-anak difabel itu dilengkapi dengan solar panel untuk penuhi pasokan listrik yang sangatlah terbatas.
" Listrik di Gaza cuma menyala sekitar 15 menit hingga maksimal 4 jam saja, " ungkap Peggy.
Disamping itu, Senior Vice President ACT, N Imam Akbari menyampaikan, juga sebagai instansi yang konsentrasi pada kemanusiaan, ACT mengajak semua elemen masyarakat untuk bersinergi. Imam mengapresiasi progresivitas kerjasama dengan Akhwat Bergerak Pegy Melati Sukma.
" Di tengah terbatasnya yang ada kita mesti selalu berbuat untuk bangsa lain terutama Palestina mengingat Palestina yaitu salah satu negara yang menolong terwujudnya kemerdekaan Indonesia, " tuturnya.
Hal senada juga diamini oleh Peggy. Menurut dia, beberapa selebriti juga mesti dirangkul, mengingat mereka adalah publik figur yang sering dicontoh masyarakat.
" Nah, bila yang dikerjakan mereka (para selebriti) yaitu kebaikan jadi kebaikan-kebaikan itu bakal diikuti oleh banyak pihak, " tutup Peggy.
Peresmian dilakukan pada Minggu (20/9) kemarin. Penggagas komunitas Akhwat Bergerak, Peggy Melati Sukma lakukan komunikasi lewat Skype dengan mitra lokal di Gaza serta Menteri Pekerjaan Umum serta Perumahan Palestina.
Peggy menyampaikan, tim pembangunan sekolah khusus untuk anak-anak difabel di Kota Gaza itu memerlukan perjuangan yang luar biasa. Mengingat keadaan Gaza sekarang ini yang masih tetap ada dalam penderitaan berkepanjangan. Walau demikian, ia mengapresiasi kemampuan mitra lokalnya itu.
" Kami meyakini bahwa mitra lokal yang kami tentukan yaitu mitra paling baik serta tepercaya serta bisa dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya, " tutur Peggy seperti dalam rilis yang di terima detikcom, Senin (21/9/2015).
Sarana sekolah yang di bangun dengan dana USD 98. 000 itu cukup spesial. Dimana sekolah untuk anak-anak difabel itu dilengkapi dengan solar panel untuk penuhi pasokan listrik yang sangatlah terbatas.
" Listrik di Gaza cuma menyala sekitar 15 menit hingga maksimal 4 jam saja, " ungkap Peggy.
Disamping itu, Senior Vice President ACT, N Imam Akbari menyampaikan, juga sebagai instansi yang konsentrasi pada kemanusiaan, ACT mengajak semua elemen masyarakat untuk bersinergi. Imam mengapresiasi progresivitas kerjasama dengan Akhwat Bergerak Pegy Melati Sukma.
" Di tengah terbatasnya yang ada kita mesti selalu berbuat untuk bangsa lain terutama Palestina mengingat Palestina yaitu salah satu negara yang menolong terwujudnya kemerdekaan Indonesia, " tuturnya.
Hal senada juga diamini oleh Peggy. Menurut dia, beberapa selebriti juga mesti dirangkul, mengingat mereka adalah publik figur yang sering dicontoh masyarakat.
" Nah, bila yang dikerjakan mereka (para selebriti) yaitu kebaikan jadi kebaikan-kebaikan itu bakal diikuti oleh banyak pihak, " tutup Peggy.
0 comments:
Post a Comment